Roland Barthes dikenal sebagai pemikir yang, lewat tulisan briliannya tentang semiologi, telah berhasil membuat strukturalisme menjadi salah satu gerakan terdepan pada abad ke-20. Buku Bahasa Fesyen ini merupakan bagian dari periode awal dalam perjalanan intelektual Barthes ketika ia menggunakan semiologi Ferdinand de Saussure, yang membuka jalan bagi sebuah sosiologi historis berbasis ilmu bahasa strukturalisme yang baru berkembang kala itu, demi menghasilkan sebuah pemahaman sejarah dan sosiologi yang mapan tentang busana (clothes) dan fesyen (fashion)—dua istilah yang Barthes mendudukkannya secara ketat. Ide dasar buku ini fokus kepada teks-teks kunci tentang busana tatkala Barthes menyelidiki kenapa dan bagaimana orang-orang berbusana sepanjang masa selama berabad-abad, lalu beranjak dari sejarah busana tersebut menuju teori awal tentang fesyen. Buku ini merupakan kristalisasi pemikiran Barthes dalam sebuah periode yang panjang, yakni 12 tahun, sejak 1957 sampai 1969. Selain memberikan pernyataan teoretis bahwa semiolog merupakan metode yang pas untuk memahami busana, ia juga menyerukan tentang tiadanya sejarah yang lengkap tentang busana, dan menyuarakan fesyen etnis hippy sebagai bentuk reaksioner pemberontakan. Ia melihat dan menganalisis retorika fesyen oleh para produsen yang asal-asalan dan dangkal bagi bentuk-bentuk budaya. Ia juga mengkaji asal-usul dan fungsi-fungsi batu mulia dan perhiasan, serta bagaimana ia memperlengkapi fesyen untuk menunjukkan identitas tertentu. Ia pun mencermati “pertarungan satu lawan satu” antara rumah fesyen Coco Chanel dan André Courréges yang kala itu menjadi acuan desain fesyen di Prancis. Ide-ide Barthes tentang busana dan fesyen ini masih terus memprovokasi generasi pembaca sampai hari ini untuk benar-benar memikirkan dan memahami bukan hanya budaya fesyen, tetapi juga fesyen budaya.
Penulis | : | Roland Barthes |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 326 |