Setelah kehilangan orang yang paling dicintainya, perilaku sang pemimpin tertinggi Romawi, Caius Caligula, berubah. Dia mulai mempertanyakan segalanya—tentang hidup, kematian, dan arti kebahagiaan. Tapi bukannya mencari kedamaian, dia malah memilih untuk hidup dalam kejujuran yang ekstrem. Dia menjadi pemimpin yang aneh, kadang kejam, dan memaksa semua orang di sekitarnya ikut menghadapi kenyataan hidup yang pahit. Dalam naskah drama ini, Albert Camus tidak sekadar menulis tentang tokoh sejarah. Dia menggunakan Caligula sebagai simbol manusia yang tersadar bahwa hidup tidak selalu masuk akal. Apa jadinya jika seseorang memimpin hanya berdasarkan logika tanpa empati? Drama ini menggambarkan jawaban yang mengejutkan—dan kadang mengguncang. Caligula adalah kisah tentang kekuasaan, kesedihan, dan pencarian makna. Meski ditulis puluhan tahun lalu, ceritanya tetap terasa dekat—terutama bagi siapa pun yang pernah bertanya: “Untuk apa kita hidup?”
Penulis | : | Albert Camus |
---|---|---|
Penerbit | : | BASABASI |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 134 |