“Buku ini saya beri nama Dari Penjara ke Penjara. Memang saya rasa ada hubunganya antara penjara dengan kemerdekaan sejati. Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan diri-(nya) sendiri.” (Tan Malaka). Tan Malaka (1894–1949) hidup dalam perburuan para penguasa. Tak ayal, hidupnya selalu berpindah dari satu negara ke negara lain, demi menyelamatkan pemikirannya. Menjelang kedatangan Jepang ke Nusantara, Tan Malaka pun kembali ke Tanah Air Indonesia. Dengan menggunakan nama samaran, Tan Malaka berhasil menyelamatkan diri dan bekerja di Jawa Barat bagian selatan. Hidup Tan Malaka didedikasikan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia dan membela kaum murba dari segala penindasan penguasa yang zhalim. Meski sumbangsih bagi Indonesia besar, tetapi pasca-Kemerdekaan ia malah diburu oleh Pemerintahan Republik Indonesia dengan dakwaan akan melakukan kudeta. Imbasnya, ia ditangkap dan dipenjara. Bersamaan Agresi Militer Belanda II, Tan Malaka beserta kawan-kawannya ditangkap oleh militer Indonesia di wilayah Kediri, kemudian dieksekusi. Begitu berbahayakah Tan Malaka hingga harus dilenyapkan dari Nusantara? Benarkah ia akan melakukan coup d’Etat terhadap negara yang notabene ia cintai? Atau, jangan-jangan ada main mata antara penguasa saat itu dengan penjajah? Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa Anda temukan di dalam buku Studi Komprehensif “Dari Penjara ke Penjara”. Buku ini ditulis untuk memudahkan pembaca memahami buku Dari Penjara ke Penjara karya Tan Malaka.
Penulis | : | Abraham Ali Fakih |
---|---|---|
Penerbit | : | Palapa |
Tahun terbit | : | 2015 |
ISBN | : | 978-602-255-735-7 |
Halaman | : | 296 |