Dalam Fetishism (1927), Freud menunjukkan kemampuannya yang luar biasa untuk menelusuri aspek seksualitas manusia yang paling samar. Dengan kejernihan yang khas, ia mengungkap bagaimana sebuah objek hasrat memiliki bobot simbolis yang mendalam yang berakar pada kecemasan dan fantasi masa kanak-kanak. Esai singkat ini membuka jalan baru untuk memahami logika tersembunyi kehidupan seksual. Dalam Humour (1927), Freud mengeksplorasi kekuatan tawa yang membebaskan. Menurutnya, wawasan bahwa humor memungkinkan ego untuk menang atas penderitaan terasa tidak hanya hebat secara intelektual tetapi juga sangat manusiawi. Hanya sedikit psikoanalis yang menulis begitu hangat tentang kapasitas jiwa untuk bertahan, dan esai ini menonjol sebagai salah satu kontribusi Freud yang paling kuat. Tentang Seksualitas Perempuan, Freud menunjukkan tekadnya untuk menghadapi beberapa aspek perkembangan manusia yang paling kompleks dan kontroversial. Kajian-kajian ini menjadi dasar bagi perdebatan-perdebatan selanjutnya dalam psikoanalisis, feminisme, dan teori gender. Buku ini dilengkapi juga dengan tulisan-tulisan Freud yang lain yang menjembatani psikologi dengan filsafat, budaya, dan dilema eksistensial umat manusia. Mendalami karya-karya ini berarti menemukan Freud sebagai seorang maestro, bukan hanya dalam psikoanalisis, melainkan juga dalam kebijaksanaan manusia itu sendiri.
Penulis | : | Sigmund Freud |
---|---|---|
Penerbit | : | BASABASI |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 164 |