Sejumlah cerpen Danarto memiliki energi yang sanggup menggetarkan tungku kesadaran universal dan menyengat kemanusiaan yang bersin sembarangan di wajah kebenaran. (Eko Triono)
Tak lama antaranya pintu dapur itu pun membuka. Asap menggelayut keluar dapur disapu angin beranda. Terlihat percikan-percikan api di dalam. Ayah muncul. Beliau kelihatan biasa-biasa saja. Wajahnya tampak lecet-lecet berdarah. "Dinding Ayah"
Perkataan terserah ini sungguh mematikan, tumpuan rasa kepasrahan yang dalam, yang menyedot kepercayaan saya. Tanpa disadarinya perkataan itu mendorong saya untuk lebih mengerti. “Menu"
“Korupsi adalah minuman yang bikin ketagihan," ujar Prabu Kresna sambil menyunggingkan senyumnya yang khas. “Tidaklah penting kaya atau miskin, punya tahta atau rakyat jelata, seseorang akan melakukannya hanya karena ia ketagihan. Sudah nyandu. "Balairung "
Semak belukar itu akhirnya menjadi bagian hidup Kakek. yang memberikan semangat dan kesegaran baru. Tiap paginya, dalam shalat Subuh-nya, Kakek tak lupa menyelipkan doaâ€â€begitu katanyaâ€â€bagi semut-semut itu. “Semak Belukar"
Cerpen-cerpen Danarto bisa bermula dari kehidupan sehari-hari, lalu tersesat di dunia entah yang tak dikenali. Ia membawa kita menjelajah dunia yang tak nyata. Nikmatilah kumpulan cerpennya yang memberi warna baru dalam khazanah sastra ini.
Penulis | : | Danarto |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2016 |
ISBN | : | 978-602-391-302-2 |
Halaman | : | 260 |