Maka, Hamidah memutuskan menggelar syukuran besar-besaran. Bukan hanya untuk menyamarkan kesedihan, tapi juga untuk memberi tahu para perempuan--yang Hamidah sebut--sok kaya di dusun lain kalau ia baik-baik saja. Hamidah tahu, mereka kerap mencemoohnya sebagai Orang Kaya Baru karena ketiban dua puluh hektar lahan sawit produktif warisan suami. Semuanya ia ketahui dari unggahan-unggahan mereka di media sosial. Sejak itu pula, Hamidah kerap menggunakan fitur siaran langsung untuk menyindir balik. Di hajatan kali ini. Hamidah tak mau main-main. Penduduk dua kecamatan menjadi sasaran undangannya. Sejak kemarin ia sudah tak sabar melihat reaksi audiens siaran langsung-nya, baik terhadap tenda hajatan yang megah, hidangan yang yang beragam, hingga kaftan bertabur payet kristal swarovski yang ia pesan di Jakarta dua pekan lalu. Ya, tidak akan ada yang bisa menghentikannya, kecuali … Ais, putri semata wayangnya.
Penulis | : | Desy Arisandi |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978-623-189-401-4 |
Halaman | : | 144 |