Jalan ke Tanah Leluhur; Refleksi dari Bali menuju Papua

Rp 120.000 20%
Rp. 96.000

Engko Pasek Tamblingan, jani jan pejah engko, mai engko nunas Wisnu engko (Kalian Pasek Tamblingan, jika kalian mati/sakit, kemarilah untuk memohon air kehidupan).

(Babad Kandan Sanghyang Merta Jati lembar ke-83a)

Muman mingil kai bekhel smetwat
Yus yata timtom fofuso
Nu manggi uwel nekwaukhu
Semfat yemse takhul yen
Nasa aya khwas

[Jalan ke tanah leluhurku tidak dirawat,
Sudah ditumbuhi oleh semak belukar,
Ibarat anak yatim piatu yang tidak punya mama bapa]

Mu Man Minggil (Jalan ke Tanah Leluhur)
Ciptaan: Willem Giryar

Membaca karya-karya Kaka Ngurah selalu memberi saya perasaan yang bercampur-aduk. Ada marah, sedih, kaget, kecewa dan banyak lagi. Sebagai perempuan Papua, ketika membaca buku tentang Papua, selalu ada rasa penasaran pada diri saya mengenai apakah para penulis juga menulis tentang pandangan perempuan Papua atau membagikan cerita perjuangan perempuan Papua. Kaka Ngurah tidak mengecewakan. Beliau selalu berusaha untuk menulis cerita perempuan Papua; menghadirkan pandangan feminis ke dalam permasalahan bersifat maskulin di Tanah Papua. Jalan ke Tanah Leluhur berarti kembali ke “Mama”.

Gispa Ferdinanda Warijo
Departemen Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada
Sa Perempuan Papua

Rincian buku:

Penulis : I Ngurah Suryawan
Penerbit : basabasi
Tahun terbit : 2024
ISBN : 978-623-305-477-5
Halaman : 344

Buku Terkait


Muhajjah Saratini
Rp 70.000 20%
Rp 56.000

Novita Widyastuti
Rp 70.000 20%
Rp 56.000

Kak Rini
Rp 78.000 20%
Rp 62.400

Kak Thifa
Rp 80.000 20%
Rp 64.000

Kak Aifa
Rp 80.000 20%
Rp 64.000

Kak Tiwi
Rp 70.000 20%
Rp 56.000