Dengan penuh kekaguman, Arthur Stuart Walcott merekam dinamika sosial-budaya, jejak sejarah, dan lanskap alam di Nusantara. Misalnya, Borobudur dan Prambanan, bagi Walcott, adalah mahakarya sunyi yang berdiri agung di tengah alam. Sementara, Gunung Bromo dengan aura mistis dan kawah menganga yang diselubungi kabut tampak bagai penjaga alam purba. Dari puncak ketakjubannya, Walcott bisa memahami mengapa masyarakat Tengger merawat mitos dan ritual suci di sekitar gunung tersebut. Namun, kekaguman Walcott terhadap alam Nusantara tak selalu sejalan dengan pandangannya terhadap penduduk lokal. Ia melihat bahwa masyarakat pribumi hidup dalam “bayang-bayang kesuraman”. Dan, ia tak segan melontarkan kritik tajam terhadap sistem pemerintahan tradisional, seperti Keraton, yang menurutnya telah kehilangan wibawa dan terkurung dalam tempurung kolonialisme. Ditopang dokumentasi yang begitu kaya dan berharga, dengan gaya naratif dan lugas, tulisan Walcott ini akan membawa pembaca untuk menembus lorong waktu. Yakni, menyaksikan Jawa dan pulau-pulau lain di satu abad silam dengan ritme yang mengalir dan kesan yang mendalam.
Penulis | : | Arthur Stuart Walcott |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 424 |