Lakuna

Rp 75.000 20%
Rp. 60.000

“Tiada perkawinan dalam keluarga kami dengan hamba sahaya. Sekaya apa pun, sementereng apa pun, sehebat apa pun, putramu tidak layak bagi putriku. Cuih!” Sappe sengaja meludah karena ia tahu bahwa ludah adalah penghinaan kasar, apalagi dalam acara pinang-meminang. “Aku menolak lamaran kalian demi masa depan putriku. Maka dengarkan baik-baik sumpahku ini, Makkarawa. Apabila ada anak perempuan di antara garis keturunanku yang pada kemudian hari dinikahi oleh laki-laki dari garis keturunanmu, maka keturunanku akan menderita bassung (busung lapar) atau teanang anging (hamil angin; hamil tanpa janin).”

***

Emir mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini: duduk membaca buku di kedai kopi setiap Senin, Naya akan bergabung dengannya sebelum ia menyesap kopi hingga separuh gelas, bercakap-cakap dengan gadis itu tentang apa saja, dan mulai menyadari bahwa jika ia terus seperti itu maka ia mungkin akan kehilangan harapan untuk melewati Senin tanpa Naya. Akan tetapi, ia menyukai Senin sore bersama Naya.

Rincian buku:

Penulis : Khrisna Pabichara
Penerbit : DIVA Press
Tahun terbit : 2021
ISBN : 9786023918553
Halaman : 336

Buku Terkait


Muhajjah Saratini
Rp 70.000 20%
Rp 56.000

Novita Widyastuti
Rp 70.000 20%
Rp 56.000

Kak Rini
Rp 78.000 20%
Rp 62.400

Kak Thifa
Rp 80.000 20%
Rp 64.000

Kak Aifa
Rp 80.000 20%
Rp 64.000

Kak Tiwi
Rp 70.000 20%
Rp 56.000