Ketika tawa dan sedih pun dikorupsi, apalagi sebenarnya makna kebaikan bagi koruptor?
Agus Noor, cerpenis terkemuka dalam sastra Indonesia kontemporer, kali ini hadir dengan kumpulan cerpen terbarunya. Mengangkat realitas korupsi di negeri ini, dengan gaya penceritaan yang “tak biasa”: bilabiasanya Agus Noor gemar mengembangkan kisah-kisah sadis-romantis-magis, di buku ini dia banyak bercanda dengan lelucon-lelucon yang sangat kocak, sekaligus surreal-komikal.
Disertai dengan gambar-gambar komik yang kocak, juga muram, plus mencekam, pembaca takkan hanya mendapatkan cerita-cerita para koruptor dalam ragam polahnya, tetapi sekaligus “pembolak-balikan akal sehat”, yang disebutnya sebagai cara menolak menjadi tolol dan munafik secara berjamaah.
Perihal gaya bercerita dan cita rasa sastrawi, Agus Noor ahlinya. Siapkan posisi duduk Anda, baca buku ini, lalu tertawalah—meski mungkin Anda merasa tersundut kemudian.
Penulis | : | Agus Noor |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2017 |
ISBN | : | 978-602-391-472-2 |
Halaman | : | 272 |