Apa yang terjadi jika seorang mahaguru membicarakan mahaguru lainnya? Bagaimanakah dia mengutarakannya? Juga, sudut pandang mana dan apa hasilnya? Sigmund Freud, sang ‘mahaguru’ dalam diskursus psikoanalisis, seperti menjawab rentetan tanya di atas. Dia mengemukakan cara pandangnya atas seorang mahaguru lain yang berasal dari ranah atau disiplin praktik dan kajian yang berbeda: Leonardo da Vinci. Inilah yang menarik: seorang pendekar psikoanalisis mengkaji kerja-kerja seorang seniman. Mungkinkah? Tentu saja. Freud membuktikannya dalam buku ini. Freud menganalisis diri Leonardo; mengkaji karya-karyanya, dan menghubungkan karya dengan diri sang seniman. Buku ini menjadi penting, salah satunya, karena sejak awal memiliki keunikan. Terutama dalam hal cara kajian psikoanalitik Freud yang menyentuh bidang seni dan sosok seniman; suatu pekerjaan yang sepintas lalu tampak sulit dan aneh. Dari situ pula, diharapkan muncul diskusi dan perdebatan di kalangan publik pembaca atas cara pengamatan dan model penafsiran Freud tersebut.
Penulis | : | Sigmund Freud |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 174 |
Dr. Fu’ad Farid Isma’il & Dr. Abdul Hamid Mutawalli
Rp 70.000 25%
Rp 52.500