Apa yang dapat diutarakan tentang sebuah buku, dan buku tipis pula, yang telah berusia empat puluh tahun, dan yang konon bukanlah salah satu buku yang paling mengesankan atau “spektakuler” dari sekian banyak buku Sigmund Freud? Jelas saja, pertanyaan di atas adalah cara retoris untuk bilang empat puluh tahun selepas terbit dan dua puluh tahun sehabis Freud mangkat, buku Melampaui Prinsip Kesenangan masih layak beroleh perhatian yang cukup besar, dan akan lebih baik pembaca membacanya dengan rasa ingin tahu yang besar. Melampaui Prinsip Kesenangan adalah salah satu tengara besar pertama dalam cara Freud “mengubah pikirannya”. Freud dalam buku ini menambahkan satu atau dua jalan, sedikit tikungan atau persimpangan, di jalan intelektual yang berliku-liku yang dia susuri dengan keyakinan teguh kepada kemandirian intelektualnya sendiri. Sebagai sebuah fakta, buku ini merupakan sumbangsih penting, dorongan ke depan dalam pertumbuhan pemikiran Freudian. Namun, jika seseorang membacanya dengan lebih cermat, dia akan dengan mudah melihat Freud tidak berubah pikiran, dan Melampaui Prinsip Kesenangan tidak menggulingkan rezim psikoanalisis yang lama ataupun membentuk rezim yang baru. Karya ini merupakan perkembangan lebih lanjut dan konsolidasi dari jalur yang lebih tua; ia melangkah lebih jauh lagi, tetapi tidak meninggalkan apa pun yang mendahuluinya.
| Penulis | : | Sigmund Freud |
|---|---|---|
| Penerbit | : | BASABASI |
| Tahun terbit | : | 2025 |
| ISBN | : | - |
| Halaman | : | 130 |
