Buku kumpulan cerpen ini berisi 12 cerpen dari sekian cerpen yang ditulis oleh penulis antara rentang waktu 2019/2022. Cerpen pertama, yang berjudul "Cerita di Lampu Merah", berkisah tentang rupa-rupa peristiwa di lampu merah yang ditulis sebagai metafora sebuah kekuatan arus besar yang membuat orang kecil dan lemah tak punya daya apa-apa untuk mendobraknya. Mereka hanya bisa bergerak dalam ketidakpastian harapan. Sementara waktu kian mengikis usia. Kemudian cerpen berikutnya yang berjudul "Rayap-Angin", menceritakan tentang kemungkinan dunia masa depan, ketika ditemukan teknologi yang bisa meniru memori manusia. Cerpen ketiga, berjudul "Layang-Layang Buatan Ayah", berkisah tentang derita anak yatim beserta gejolak jiwanya dan keterasingannya dalam pergaulan. Cerpen "Penyair Terakhir di Muka Bumi" menggambarkan tentang ramalan para penyair, andaikan ditemukan mesin puisi sebagaimana nasib para pelukis saat ditemukan kamera. Cerpen "Antrean Hujan", merupakan gambaran kenyataan manusia yang mempunyai keinginan yang berbeda-beda bahkan bertentangan, tapi masing-masing menginginkan agar semua keinginan itu sama-sama terlaksana. Sedangkan cerpen "Mereka Mencari Air di Bawah Terik Matahari" yang menjadi judul utama dalam buku ini, mengilustrasikan tentang keinginan semu manusia di dunia yang kadang membuat mereka menyia-nyiakan kenyataan baik yang sedang dia jalani. Buku ini ditutup dengan cerpen "Hasud (t)", sebuah cerita tentang pengaruh sifat hasud terhadap sejarah kehidupan di dunia.
Penulis | : | Muhaimin El Lawi |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2023 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 164 |