Bertrand?Russell membagi seluruh bangunan pengetahuan manusia ke dalam dua kutub: logika—yang mewakili metode ilmiah, analisis rasional, dan verifikasi empiris—serta mistisisme—yang bertumpu pada intuisi, wahyu batin, dan rasa kesatuan metafisis. Sejak awal, menurut Russell, sejarah filsafat digerakkan oleh tarik menarik di antara kedua dorongan ini. Sehingga, para filsuf pendahulu belum benar-benar menyuguhkan realitas yang objektif, alias dogma-dogma pengetahuan mereka masih dipenuhi “prasangka”—meski tidak semuanya. Memang, mistisisme menawarkan daya pikat emosional yang bergairah. Namun, justru ini titik kelemahan mendasarnya, karena hanya memantulkan hasrat subjektif kelompok atau individu. Oleh karenanya, Russell menegaskan bahwa sumber pengetahuan sejati haruslah logika dan disiplin ilmiah yang tunduk pada fakta objektif. Dan, dogma dogma mistik beserta etika metafisiknya mesti disingkirkan dari ranah pencarian kebenaran. Hanya melalui ketelitian analisis rasional—bukan melalui wahyu batin atau dalih moral/etika—manusia dapat menghindari ilusi dan mendekati dunia apa adanya. Dengan gaya bahasa yang naratif dan mendalam, buku karya Russell ini berupaya membersihkan filsafat dan ilmu pengetahuan dari kabut-kabut mistisisme dan subjektivitas. Tidak hanya itu, ia juga membeberkan bagaimana kerja-kerja nalar logis di berbagai rumpun ilmu seperti fisika, matematika, hingga dialektika filsafat di abad 18 dan 19 yang berusaha mencapai titik tertinggi rasionalitas dan objektivitas.
Penulis | : | Bertrand Russell |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 334 |
Dr. Fu’ad Farid Isma’il & Dr. Abdul Hamid Mutawalli
Rp 70.000 25%
Rp 52.500