Medsos, harus diakui, memang mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup warganet. Akan tetapi medsos juga berdampak buruk. Warganet kecanduan Google, Whatsapp, online-shop, Face Book, Instagram, X, Youtube dan Tiktok. Mereka gampang dirundung masalah kesehatan mental. Narsis. Hanya berfokus pada diri sendiri. Kurang terlatih kecakapan sosialnya. Kurang prigel berempati pada orang lain. Mudah stres. Warganet kesulitan membedakan dunia real dengan jagat virtual. Bahkan mencampuradukkan dunia nyata dengan dunia maya. Gampang resah, mudah ngamuk, meledak-ledak dan tidak sabaran. Pemuda berusia 16 tahun, pelajar SMK, membunuh 5 orang sekaligus. Pasangan suami - istri berikut ketiga anaknya. Pelaku menghabisi mereka karena cintanya ditolak orang tua korban. Pelaku juga menyetubuhi mayat kekasihnya. Sepasang guru SD kepergok murid-muridnya berbuat mesum di ruang guru. Saat pelaku dan para murid sedang menunggu kegiatan ekstrakurikuler jelang sore hari. Alasannya khilaf. . Kesadaran warganet lumpuh karena terkoneksi terus dengan medsos. Pasangan pengantin baru meregang nyawa saat bulan madu di kamar hotel. Tewas dengan luka sekujur tubuh penuh cakaran. Lidah keduanya nyaris putus digigit sendiri. Mereka dijemput maut sesudah minum ramuan obat kuat. Mereka secara fisik sedang kuat-kuatnya. Iklan obat kuat di medsos meruntuhkan keperkasaan mereka. Buku ini menganjurkan warganet untuk puasa virtual detoks gadget. Kebugaran spiritual direvitalisasi dengan mengurangi ketergantuangan pada tritunggal maha kusut: internet, gadget dan medsos. Kecerdasan emosi diasah (self-healing) dengan berpaling kembali pada tradisi hebat yang kini meredup karena diabaiakan: reading and writing habbit.
Penulis | : | Y. Sumardiyanta |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978-623-189-445-8 |
Halaman | : | 354 |