Buku ini melihat perang sebagai momen ketika topeng peradaban terlepas. Freud menyingkap manusia modern yang tak lebih beradab daripada leluhurnya yang primitif. Di balik akal dan moralitas, bersembunyi dorongan purba untuk menghancurkan—Thanatos—yang menunggu saat represi gagal. Perang menyingkap wajah sejati manusia: ciptaan yang bisa menalar, namun juga bisa membunuh dengan keyakinan suci. Ketika peluru menyalak dan tubuh-tubuh gugur, ilusi keabadian runtuh. Buku ini menatap kematian sebagai guru yang tak sabar: memaksa manusia mengingat asalnya, menimbang hidup dari tepi kehancuran. Dalam benturan antara Eros dan Thanatos, Freud membaca tragedi peradaban—bahwa kemajuan selalu bersetia pada bayang kehancurannya. Kini, ketika dunia kembali diguncang perang, disinformasi, dan fanatisme digital, renungan Freud terasa seperti cermin yang menatap balik wajah zaman ini.
| Penulis | : | Sigmund Freud |
|---|---|---|
| Penerbit | : | IRCiSoD |
| Tahun terbit | : | 2025 |
| ISBN | : | - |
| Halaman | : | 72 |