Tradisi bersarung yang biasa kita kenal di kalangan santri dan kaum nahdiyin, menjadi bagian penting bagi Ahmad Nyabeer. Penyair Madura ini sangat kuat dalam tradisi "sarungan" terasa dalam buku puisi ini. Selain budaya dan alam Madura itu sendiri. Puisi "Sarung ibu" menarik bagi saya, dan bukan tak disengaja diletakkan di awal dan jadi lokomotif kumpulan puisi ini: 'Ibu tua itu terus mendongeng/sebuah sarung bergambar/pagi yang ceria'. Lalu puisi kedua yang berjudul 'Ibu Ingin Pulang" dan lainnya, sangat menginspirasi. Kekuatan puisi-puisi Nyabeer pada penggalian tradisi di mana ia diasup, asuh, dan dibesarkan. (Isbedy Stiawan ZS, Sastrawan asal Lampung) Membaca Riwayat Sarung, kita seperti diajak menelusuri kampung halaman, yang boleh jadi, sudah menjadi kenangan bagi kita. Di sana, kita dipertemukan lagi dengan kesederhanaan-kesederhanaan yang mungkin di masa depan tak lagi bisa kita miliki. Buku puisi ini cocok dibaca oleh orang yang rindu dengan kenangan-kenangan di masa kecilnya. (Daruz Armedian, Penulis, tinggal di Tuban)
Penulis | : | Ahmad Nyabeer |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2022 |
ISBN | : | 978-623-293-970-7 |
Halaman | : | 86 |