T.J. de Boer mengajak pembaca untuk menelusuri perjalanan filsafat dalam Islam—dari awal kemunculannya, masa perkembangan, puncak kejayaan, hingga saat peradaban Islam mulai mengalami kemunduran. Ia ingin memperlihatkan bagaimana warisan pemikiran Yunani dari tokoh-tokoh seperti Pythagoras, Plato, dan Aristoteles diolah ulang oleh para filsuf Muslim menjadi sistem pengetahuan yang rasional sekaligus spiritual. Dari Al-Kindi yang menautkan akal dengan wahyu, demikian pula Al-Farabi serta Ibnu Sina yang membangun metafisika dan logika mendalam, membuat filsafat dalam Islam tumbuh sebagai dialog abadi antara iman dan penalaran. Tidak hanya itu, ia juga menyoroti Ibnu Miskawaih dengan etika rasionalnya, Ibnu al-Haitsam dengan dasar ilmiahnya, serta Al-Ghazali yang menyeimbangkan kritik dan keyakinan. Kejayaan filsafat dalam Islam mencapai puncaknya pada pemikiran Ibnu Rusyd yang menegakkan kebebasan berpikir, dan pada refleksi sosiologis Ibnu Khaldun tentang hukum-hukum peradaban. Setelah masa gemilang itu, ilmu pengetahuan dan filsafat dari dunia Arab mulai dipelajari oleh para cendekiawan Kristen Eropa melalui proses penerjemahan, menjadi jembatan bagi lahirnya tradisi skolastik dan kebangkitan intelektual di Barat. Dengan bahasa yang jernih, T.J. de Boer menghadirkan panorama utuh tentang lahir, berkembang, dan menyebarnya warisan filsafat dalam Islam ke berbagai belahan dunia. Di tengah zaman modern yang kerap memisahkan sains dan iman, karya klasik ini mengingatkan bahwa pencarian kebenaran pernah melampaui batas agama dan budaya—dan semangat itu tetap hidup bagi siapa pun yang berani berpikir bebas.
Penulis | : | T.J. de Boer |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 262 |
Dr. Fu’ad Farid Isma’il & Dr. Abdul Hamid Mutawalli
Rp 70.000 25%
Rp 52.500