Ibu memelihara kucing yang berbulu purnahitam itu sejak lima tahun lalu, tujuh puluh tujuh hari sebelum Ayah meninggalkan dunia. Aku ingat, tepatnya dua bulan lalu, Ibu selalu mematahkan pendapatku tentang kucing hitam itu meskipun aku sudah membawa-bawa Agama sebagai dalil. Dalih Ibu, hewan itu ditemukan sekarat di simpang pasar satelit. Ketika pandangannya bertabrakan dengan kedua mata kucing yang terkapar itu, tiba-tiba pikirannya berlabuh pada suami dan aku-anaknya. Dengan suara yang ditinggikan ia berkata, "Hendak kaubiarkan orang-orang yang memiliki hubungan darah denganmu mati dalam keadaan tak layak?! Aku tak peduli tentang jin atau iblis yang menyamar menjadi kucing!"
....
Terhadap jasad Ibu, aku tidak melakukan apa-apa. Aku juga tidak menutupinya dengan kain panjang atau apa pun, sebagaimana lazim orang-orang lakukan pada orang yang baru meninggal. Tentu saja aku juga tidak memberitahu tetangga. Sebagaimana murid-murid mengajinya atau bahkan sebagian besar orang-orang kampung, aku tidak rela kehilangan dirinya.
Aku tahu dan sadar apa yang sebaiknya kulakukan;
Ke dapur.
Mencari kucing.
Kucing hitam itu!
Penulis | : | Benny Arnas |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2017 |
ISBN | : | 978-602-391-383-1 |
Halaman | : | 228 |