Buku Semiotika dan Filsafat Bahasa karya Umberto Eco ini menyuguhkan analisis mendalam perihal hubungan antara bahasa, tanda, dan makna. Tiga hal itu, pada gilirannya, melahirkan proses semiosis, dan berujung pada terciptanya pengetahuan akan suatu realitas. Tanda adalah sesuatu yang bisa dan harus diinterpretasi. Demikian, tanda adalah sesuatu yang tidak hanya mewakili suatu objek, tetapi juga memerlukan pemaknaan, oleh seorang interpretan, dalam suatu sistem semiosis. Tanda juga menjadi identitas. Pemberian identitas itu erat kaitannya dengan nama dan proses definisi. Nama dan definisi itu mesti disusun, dengan benar, agar tidak melahirkan kerancuan pengetahuan. Di titik inilah, filsafat bahasa berperan penting. Ia mengajarkan tentang cara menggunakan dan menciptakan struktur bahasa yang logis, sehingga tidak menimbulkan ambiguitas makna. Eco juga mengeksplorasi bagaimana kerja-kerja bahasa dalam membentuk struktur berpikir manusia. Ia menegaskan, bahwa ilmu pengetahuan tidak mungkin berkembang, tanpa sistem bahasa yang mampu merepresentasikan konsep dengan presisi. Oleh karena itu, kesalahan dalam memahami bahasa, bukan sekadar masalah komunikasi. Tetapi, juga kesalahan dalam memahami realitas itu sendiri. Dengan memaparkan sekaligus mengkritisi berbagai teori tanda dan bahasa, mulai dari era Yunani Kuno, seperti Aristoteles dan Plato, juga era setelahnya, seperti kaum Stoik dan Porfirius, hingga era Modern, seperti Saussure dan Peirce, Eco berhasil memberikan suatu pengetahuan yang benar-benar orisinal dan baru.
Penulis | : | Umberto Eco |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 476 |
Dr. Fu’ad Farid Isma’il & Dr. Abdul Hamid Mutawalli
Rp 70.000 25%
Rp 52.500