Dengan kejernihan prosa yang mendekati nyaris mistik dan presisi seorang dokter bedah ideologis, Summer menyibak wajah lain Albert Camus. Bukan sang pemberontak politik atau novelis eksistensialis, melainkan seorang anak Mediterania yang bersetia pada tubuh, cahaya, dan kematian. Dalam serangkaian esai yang menyentuh lekuk-lekuk halus kerinduan akan kesederhanaan, Camus menyingkap dunia yang “tidak bermakna namun tetap pantas dicintai.” Ia mengajak pembaca mengendap-endap ke jalan-jalan penuh debu Oran, memandangi gumuk-gumuk pasir dalam senyap, dan merenungi kekuatan kesendirian yang tidak sunyi. Esai-esai dalam buku ini tidak berusaha menyelesaikan paradoks kehidupan, melainkan menelusurinya dengan mata terbuka; dari ketegangan itulah Camus menimba daya. Ia menulis dengan keteguhan seorang saksi tanpa bernaung di balik doktrin atau slogan. Gaya bahasanya tajam dan terukur, menawarkan semacam kejelasan moral yang lahir bukan dari kepastian, melainkan dari keberanian untuk bertahan dalam keraguan. Bagi Camus, setia kepada cahaya bukanlah sikap estetis, melainkan keharusan etis. Sebuah cara untuk tidak hancur di tengah dunia yang terus-menerus menguji kewarasan dan harga diri.
Penulis | : | Albert Camus |
---|---|---|
Penerbit | : | BASABASI |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 124 |