 
                                                                                                            Kebebasan, Tuhan, dan keabadian jiwa tak dapat dibuktikan secara rasional, tetapi postulat moral menjadikannya landasan etika universal. Moralitas menuntut kita menganggap diri bebas, meyakini prinsip tertinggi, dan bertindak sesuai kewajiban etis. Kant menegaskan bahwa pengetahuan ilmiah bersandar pada hukum yang berlaku universal dan niscaya, tetapi tetap terbatas pada dunia yang bisa dialami. Upaya nalar menembus batas ini menimbulkan kontradiksi yang tak terselesaikan—dunia memiliki awal sekaligus tidak, manusia bebas sekaligus tunduk pada kausalitas. Antinomi ini menunjukkan batas nalar dan memperjelas ruang pengetahuan manusia. Buku ini memaparkan pergulatan nalar manusia di antara batas pengetahuan dan panggilan moral. Ia memperlihatkan bagaimana pencarian akan kepastian justru menghadirkan kesadaran akan keterbatasan, dan bagaimana batas itu sendiri menjadi sumber kebebasan. Dalam horizon inilah, Kant menegakkan filsafat sebagai disiplin pembebasan—bukan untuk menaklukkan dunia, melainkan untuk memahami syarat-syarat agar manusia dapat bertindak secara otonom, rasional, dan bermoral.
| Penulis | : | Immanuel Kant | 
|---|---|---|
| Penerbit | : | IRCiSoD | 
| Tahun terbit | : | 2025 | 
| ISBN | : | - | 
| Halaman | : | 562 | 
                                Dr. Fu’ad Farid Isma’il & Dr. Abdul Hamid Mutawalli
                                
                                    Rp 70.000                                25%
                                
                                    Rp 52.500                                
                            
 
            