George Orwell bukan hanya penulis novel distopia, tetapi juga pengulas tajam yang berani membongkar wajah sastra dan masyarakat. Dalam kumpulan esai ini, ia menguliti Dickens, Henry Miller, hingga Graham Greene dengan ketelitian seorang detektif dan keberanian seorang pengkritik sosial yang lantang. Orwell tidak sekadar membaca teks, ia menyingkap bias sosial, politik, dan moral di baliknya—membuat pembaca bertanya: di manakah sesungguhnya posisi seorang penulis dalam pusaran sejarah dan kekuasaan? Dari “Di dalam Perut Paus” hingga “Pengakuan Seorang Pengulas Buku”, Orwell memperlihatkan bahwa esai bisa lebih mengguncang daripada novel. Ia menyodorkan kritik sosial yang tajam tanpa jargon berlebihan, menyatukan humor, amarah, dan kejernihan moral. Bacaan ini menjelaskan mengapa Orwell disebut sebagai “cermin”—ia memantulkan bukan hanya karya sastra, tetapi juga kepalsuan, kemunafikan, dan kerapuhan budaya modern. Buku ini adalah undangan untuk memasuki pikiran seorang penulis yang percaya bahwa “semua seni adalah propaganda.” Namun, propaganda Orwell bukanlah dogma, melainkan dorongan agar kita tetap waspada terhadap tirani—baik dalam politik maupun dalam bahasa. Membaca esai-esai ini berarti menghadapi pertanyaan mendasar: sejauh mana sastra mampu mengubah cara kita melihat dunia, dan sejauh mana dunia tega mengubah sastra?
Penulis | : | George Orwell |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 242 |