“Di brankas kerja para saintis, hanya terdapat hukum-hukum semesta. Karena itu, sains tidak mampu menjawab problem nilai, moral, dan hal-hal supranatural. Nah, ketika sebagian orang menganggap sains merusak agama, maka datanglah seorang Richard Dawkins yang justru menuduh agamalah yang memberangus sains. Namun, bukankah hari ini sains telah menjadi “agama baru” yang lantas dengan arogan mangintimidasi mereka yang tak sependapat dengannya? Di palagan inilah, buku yang ada di tangan Anda ini bertarung secara elegan. Selamat menikmati.” —Ach Dhofir Zuhry (Filsuf, Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah) Buku ini tidak hanya memetakan hubungan antara agama dan sains dari sudut filsafat serta epistemologi Islam, tetapi juga mengkritisi asumsi materialisme yang sering dianggap final. Kritik mendalam terhadap ateisme baru, terutama gagasan dalam The God Delusion karya Richard Dawkins, disampaikan melalui analisis ilmiah dan filosofis tanpa nada polemik. Sebaliknya, argumen-argumen tersebut menciptakan ruang dialog seimbang antara iman dan nalar. Lebih dari sekadar kritik atas ateisme, buku ini menggarisbawahi pentingnya agama dalam memberikan makna hidup, membangun etika, dan menopang peradaban. Sains dan agama diposisikan bukan sebagai lawan, melainkan sebagai dua jalur pengetahuan yang saling melengkapi: sains menjelaskan bagaimana alam bekerja, sementara agama menjawab mengapa segalanya bermakna.
| Penulis | : | Sayyid Munir al-Khabbaz |
|---|---|---|
| Penerbit | : | IRCiSoD |
| Tahun terbit | : | 2025 |
| ISBN | : | - |
| Halaman | : | 422 |
