Barometer kebahagiaan rumah tangga bukan hanya ditentukan oleh tingkat pendidikan, pengetahuan, atau intelektualitas. Bukan pula berapa lama perjalanan masa pacaran. Ada fakta lain yang juga menentukan di balik semua itu, yang sering kali diabaikan oleh kebanyakan pasangan suami-istri. Yaitu, kemampuan masing-masing pasangan untuk mengatur emosi (kecerdasan emosional) dalam mengarungi biduk rumah tangga.
Ketidakmampuan masing-masing pasangan mengendalikan emosinya akan menghambat keharmonisan rumah tangga, terlebih seorang suami. Ia akan menjadi arogan, pemarah, dan berbagai sifat buruk lainnya. Sedangkan, tidak ada sejarah keharmonisan rumah tangga yang dibangun di atas fondasi amarah dan arogansi. Justru yang terjadi adalah sebaliknya, hanya percekcokan yang terkadang berujung pada kehancuran.
Selain percekcokan, buku ini mengungkap berbagai akibat buruk atau dampak negatif jika suami tidak mampu menahan marah pada istri. Di antaranya, menghambat datangnya rezeki, menghilangkan keberkahan rumah tangga, mengancam kesehatan, dan lain sebagainya. Selain itu, juga diuraikan tentang cara-cara mengatasi ketidakmampuan mengendalikan emosi, terutama semata agar tercipta keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Selamat membaca.
• Sumbu Pemicu Timbulnya Kemarahan
• Dampak-Dampak Negatif Jika Suami Tidak Mampu Menahan Amarah dalam Rumah Tangga
• Cara Mengatasi Amarah untuk Mewujudkan Keluarga yang Harmonis, dll.
Penulis | : | Muhammad Yusuf, S.Pd. |
---|---|---|
Penerbit | : | Sabil |
Tahun terbit | : | 2015 |
ISBN | : | 978-602-279-181-2 |
Halaman | : | 188 |
Mojdeh Bayat & Muhammad Ali Jamnia
Rp 60.000 25%
Rp 45.000