Menulis cerpen yang bagus mutlak dibutuhkan dua unsur yang terus-menerus bergandengan tangan dengan serius: kemampuan menguasai teknik dan mengetahui betul apa yang ditulis.
Cerita pendek tidak seperti halnya novel yang memiliki ruang yang panjang, cerita pendek dibatasi halaman. Untuk itulah, dalam menyiasati efektivitas cerita pendek, disarankan untuk “hanya menggarap satu segi dari satu kehidupan”. Maka yang dibutuhkan adalah “satu sikap dari satu watak dalam menghadapi satu masalah”. Pengutaraan sikap itulah, yang menjadi tulang punggung sebuah cerita pendek.
Saya salah satu cerpenis yang berguru pada Mas Joni Aridianata. Dalam banyak hal, di masa itu, saya lebih “bermodal” dibanding dia. Ia sukses menggemparkan sastra Indonesia melalui cerpen bergaya: teriak-teriak, pikuk, ruwet, rumit, sesak, dan amburadul. Sebuah pencapaian bercerita dan sekaligus estetika yang mempesona; untuk tidak disebut genius-orisinal!
Edi AH Iyubenu,
rektor Kampus Fiksi, Yogyakarta.
Penulis | : | Joni Ariadinata |
---|---|---|
Penerbit | : | Ircisod |
Tahun terbit | : | 2016 |
ISBN | : | 978-602-391-028-1 |
Halaman | : | 456 |