“Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan esok kamu tiada.” (Abdullah bin Amr bin ‘Ash).
Ungkapan tersebut menegaskan bahwa bekerja dan beribadah adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, keduanya merupakan perintah Allah Swt. kepada manusia. Bekerja sebagai wujud bahwa manusia adalah khalifah Allah Swt. yang mempunyai tugas menyemarakkan bumi dengan potensi-potensi yang telah Tuhan karuniakan. Sedangkan, beribadah tidak lain tugas pokok manusia sebagai seorang hamba (‘abd) di hadapan Tuhan.
Meski demikian, tidak jarang pula orang yang terjebak pada salah satunya; dunia atau akhirat. Yang terjerat dunia; ia akan getol bekerja, seakan-akan kehidupan ini abadi sehingga memunculkan sikap hidup materialisme dan hedonisme. Sedangkan yang terjerembab akhirat; ia tekun beribadah, tetapi melupakan kenikmatan dunia, memandang dunia layaknya “bangkai” sehingga memunculkan sikap hidup asketisisme yang negatif.
Untuk itu, bagaimana menyelaraskan kepentingan dunia dan akhirat? Bukankah kita juga diperintah oleh Allah Swt. supaya jangan melupakan kenikmatan dunia tanpa melalaikan kehidupan akhirat yang abadi? Bisakah kita bersikap mendua?
Langkah awal yang ditawarkan oleh penulis buku ini adalah mengubah cara pandang terhadap dunia. Bukankah dunia ladang akhirat? Nah, buku ini menyajikan langkah-langkah sederhana yang bisa Anda tempuh untuk meraih kesenangan dunia, tanpa kehilangan kenikmatan akhirat. Selamat membaca!
• Dunia; ladang akhirat
• Bekerja sebagai keniscayaan bagi manusia
• Kerjamu adalah ibadahmu
Penulis | : | Insan Nurrohlem |
---|---|---|
Penerbit | : | Safirah |
Tahun terbit | : | 2015 |
ISBN | : | 978-602-296-138-3 |
Halaman | : | 216 |
Mojdeh Bayat & Muhammad Ali Jamnia
Rp 60.000 25%
Rp 45.000