Filsafat Islam di Andalusia merupakan fenomena unik dalam sejarah pemikiran Islam. Berbeda dari filsafat di dunia Islam Timur yang cenderung dipengaruhi oleh teologi dan sufisme, filsafat di dunia Islam Andalusia berkembang sebagai upaya untuk menghidupkan kembali filsafat murni yang dianggap telah “dibunuh” oleh kritik Al-Ghazali.
Tradisi ini dibangun oleh Ibnu Bajjah, lalu mencapai puncaknya di tangan Ibnu Rusyd. Sebagai filsuf muslim pertama di Barat, kontribusi terbesarnya ialah upayanya yang prestisius dalam membawa “cahaya filsafat” ke Barat pasca di Timur filsafat telah dibonsai ke dalam sains (teologi) di satu sisi dan teknik spiritual (sufisme) di sisi lain. Filsafat telah dicerabut dari akar kemurniannya.
Ibnu Bajjah kemudian datang bagai seorang penyelamat. Ia menapaki jalur pemikiran yang lebih dekat dengan Aristotelianisme dibandingkan dengan Neoplatonisme yang dominan dalam filsafat Islam Timur.
Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh Al-Farabi. Namun, berbeda dengan Al-Farabi yang mengembangkan filsafat dengan model logika emanasi, Ibnu Bajjah lebih menekankan pada pendekatan logika demonstratif (burhani) yang ia kembangkan, yang merupakan embrio dari sistem silogisme induktif.
Buku ini berupaya menyodorkan garis-garis umum dari pemikiran Ibnu Bajjah, disertai dengan eksplorasi singkat mengenai kehidupannya dan mazhab filsafatnya yang kelak berpuncak pada Ibnu Rusyd.
Penulis | : | Iklil Padigta |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 118 |