Sebagai seniman yang peka terhadap lingkungannya, Mas Danarto seolah-olah membawa 'senter ajaib' di tengah-tengah kegelapan dalam kehidupan yang konon modern ini. Dengan ‘senter ajaib’ itu, dia menyorot ke sana kemari, mencoba menolong mereka yang tidak ingin tersandung. Dan ‘senter ajaib’ itu ia sebut secara tepat sebagai Cahaya Rasul, karena sumber cahayanya memang dari sabda-sabda Rasulullah.
Setiap tulisan dalam buku ini dimulai dengan sebuah hadits Nabi Saw. Dan justru dari hadits yang dikutip di awal tulisannya itulah mengalir refleksi pemikirannya. Mungkin tidak sellau menafsirkan hadits, tapi jelas mutiara-mutiaranya mengambil kemilau dari cahaya hadits tersebut. Di sini tidak tercium sama sekali bau keilmiahan-ilmiahan. Agaknya beliau memang tidak berniat berilmiah-ilmiah. Bahkan jauh dari maksud berkhutbah.
Berbeda dengan cerpen-cerpennya yang sering dinilai absurd, tulisan-tulisannya dalam buku ini lebih mirip dengan pribadinya yang saya kenal: sederhana. Semua tulisan—sesuai judul buku—mencoba menafsirkan dengan sederhana ajaran dan petuah Rasulullah Saw. Bukankah sederhana itu sendiri memang termasuk ajaran dan contoh Rasulullah Saw.?
(K.H. A. Mustofa Bisri)
Penulis | : | Danarto |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2016 |
ISBN | : | 978-602-391-146-2 |
Halaman | : | 412 |
Mojdeh Bayat & Muhammad Ali Jamnia
Rp 60.000 25%
Rp 45.000