“Edi AH Iyubenu ini tergolong manusia komplet: punya basic pesantren, akademisi strata tertinggi, dan piawai menganggit analisis dan narasi. Pengalaman-pengalamannya mengamati dan mengarungi semakin memperkaya nilai-nilai renungan buku ini. Saya membanggakan buku ini.”
—K. M. Faizi [Kolumnis, budayawan, pengasuh pesantren di An-Nuqayah, Madura]
“Dengan cakrawala yang bernas dan kecerdasan teknik menulis khas seorang Edi AH Iyubenu, buku ini siap mengobok-obok pikiran dan kesadaran kita yang terjajah modernisme sedemikian rupa. Muaranya satu: bagaimana kita akhirnya bisa menertawakan kelucuan demi kelucuan dalam diri kita yang ternyata telah sangat jauh terperosok.”
—Bernando J. Sujibto [Kolumnis dan peserta Program Pascasarjana Sosiologi di Selcuk University, Konya, Turki]
Kapan terakhir kali Anda sempat tertawa, kumpul-kumpul, dinner, reuni, silaturahmi, mudik, serta memeluk ibu, kerabat, dan para sahabat?
Jika Anda merasa resah terhadap kehidupan Anda, sekalipun Anda sedang terkenal, cerdas, dan mapan, patut buru-buru dicurigai bahwa Anda tengah mengidap “penyakit psikologis” bernama lenyapnya “kesunyian laut di dalam batin”. Sebuah situasi batin, pula pikiran, yang tak lagi sempat rehat, berhenti, dan merenung, akibat deraan ganas serba tergopoh rutinitas, karier, target, resolusi, prestasi, dan sederet hasrat-hasrat muram warisan modernisme dan materialisme.
Buku ini menghantam “narasi-narasi kejam” lifestyle manusia-manusia kekinian, yang getol meminggirkan kearifan, tradisi, dan spiritual, dengan cara mengajak kita merawat kembali sepenuh kasih dan sayang segala nilai hakiki kemanusiaan kita.
Penulis | : | Edi AH Iyubenu |
---|---|---|
Penerbit | : | Ircisod |
Tahun terbit | : | 2016 |
ISBN | : | 978-602-0806-71-6 |
Halaman | : | 264 |