Diskursus keislaman dan keindonesiaan di negeri tercinta Indonesia belakangan ini cenderung sibuk mempersoalkan kulit daripada isi. Soal pakaian “islami”, misalnya. Mayoritas diskusinya bertumpu pada definisi soal aurat dalam pandangan Islam. Aneh, sangat sedikit—bahkan nyaris tidak terdengar—orang yang mempersoalkan motivasi dan tujuan baju “islami” tersebut, pengaruhnya bagi perilaku seseorang, ataupun respons orang lain atasnya. Itu berarti sedang terjadi pengalihan nilai-nilai dari simbol ke substansi. Padahal, akan menjadi bermakna jika simbol dan substansinya sejalan. Jika tidak, minimal nilai-nilai itu tercermin di dalam perilaku keseharian. Nah, buku ini merupakan refleksi penulis atas pelbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, baik yang memang ditulis untuk kepentingan reflektif maupun untuk keperluan seminar. Sebagai refleksi, tulisan-tulisan di dalam buku ini juga membahas topik yang berbeda-beda, tetapi masih dalam kerangka keislaman dan keindonesiaan.
Penulis | : | Prof. Dr. Aksin Wijaya |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 234 |