Ibnu Sina disebut-sebut sebagai Bapak Kedokteran Modern karena karyanya, Qanun fi ath-Thibb, digunakan sebagai teks standar di Italia, Spanyol, Inggris, Prancis, dan Jerman dari abad ke-12 hingga abad ke-18. Bahkan, prinsip-prinsip pengobatan dalam kitab itu masih diajarkan di Yale University dan University of California hingga abad ke-19 awal. Temuan-temuan penting Ibnu Sina di dalam kitab itu tetap digunakan oleh seluruh universitas dan lembaga kedokteran di dunia hingga kini. Terlalu banyak cabang ilmu kedokteran yang didirikan oleh Ibnu Sina, salah satunya adalah kardiologi, bakteorologi, mikrobiologi, dan lain-lain. Sumbangannya dalam psikologi juga besar dan ia dianggap sebagai pendiri psikologi klinis, psikofisiologi, dan neuropsikiatri. Di dalam filsafat, lebih dari itu, Ibnu Sina dianggap sebagai filsuf paling berpengaruh era pra-modern. Ia mendirikan Mazhab Peripatetik di dunia muslim yang karya-karyanya kelak melahirkan dua mazhab besar: Avicennisme Latin dan Avicennisme Islam. Eksponen Avicennisme Latin, yang berkembang pesat terutama di Oxford dan Paris, adalah Thomas Aquinas, Bonaventure, John Duns Scotus, William Ockham, Roger Bacon, dan Maimonides. Sementara, eksponen utama Avicennisme Islam adalah Syihabuddin Suhrawardi yang kelak mendirikan Mazhab Ilumnasi. Konsep-konsepnya mengenai wujud tampak menelusup ke dalam aliran-aliran teologi Islam.
Penulis | : | Iklil Pradigta |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 100 |