Barat yang kesohor sebagai negara-negara maju di segala bidang, nyatanya tidak kebal dari krisis nilai. Hal itu ditandai oleh kebenaran absolut yang berubah menjadi disvalue (tak bernilai), nilai-nilai baru dipandang sebagai nilai material yang berlawanan dengan nilai spiritual, era sains bergeser menuju magis karena gilasan kesengsaraan akibat eksploitasi alam, dan lain sebagainya. Sementara itu, krisis nilai yang terjadi di dunia Timur—yaitu negara-negara berkembang, bekas jajahan Eropa—tipenya berbeda dengan di dunia Barat. Sebutlah misalnya krisis soal tradisi yang tidak berdaya membendung arus modernisme, krisis autentisitas akibat kewalahan mengikuti model pembangunan Barat, terjadinya superiority complex di dunia Barat dan inferiority complex di negara berkembang, dan lain sebagainya. Di antara dua kutub krisis tersebut, Islam memiliki peran penting untuk kemanusiaan, perdamian, dan peradaban. Eksistensi Islam sebagai agama universal mampu beradaptasi dengan kebutuhan materi dan kepentingan kultur yang berbeda. Islam bukan hanya agama dogmatis dan ritualistis. Islam adalah sebuah cara pandang terhadap weltanschauung dunia. Islam merupakan sebuah motivasi untuk berbuat. Dalam rentang sejarah, masa lalu maupun masa sekarang, Islam tidak hanya dipahami sebagai agama yang diamalkan oleh dunia muslim. Islam lebih berarti sebagai sebuah bentuk ideal dalam berpikir dan sebuah pilihan merdeka manusia dalam berkarsa.
Penulis | : | Hassan Hanafi |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 156 |