“Jangan serius-seriuslah dalam beragama. Santai saja. Mari mendekat kepada Allah dengan santai, jangan petentengan.” KH. Musthafa Bisri, kiai dan peraih anugerah gelar doctor honoris causa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. “Islam yang sebenar-benarnya Islam adalah dan hanyalah Islam yang sejatinya dimaksudkan oleh Allah. Semua pemeluk Islam berjuang dengan pandangan-pandangannya masing-masing mendekati sejatinya Islam. Sehingga tidak ada satu kelompok pun yang legal dan logis untuk mengklaim bahwa Islam yang benar adalah Islamnya kelompok ini atau itu.” Emha Ainun Nadjib, budayawan dan cendekiawan muslim penggagas Maiyah. Islam sesungguhnya hadir untuk melindungi umat manusia, bukan sebaliknya. Namun sayang, sebagian pemeluk Islam yang gagap realitas masih menganggap Islam sebagai agama ‘lemah’ yang butuh dilindungi dan dibela. Akibatnya, “perang” antar ormas yang secara angkuh mengaku membela Islam dan atau dengan kelompok-kelompok lain kian memanas. Alhasil, agama terlihat lebih menegangkan daripada menenteramkan. Buku Islam Santai karya Acep Zamzam Noor ini hadir sebagai oase di tengah pemahaman dan penghayatan keagamaan yang kian gersang. Meski mengaku berprofesi sebagai pelukis dan penulis puisi, pemahaman keislaman Acep juga tidak diragukan. Besar di lingkungan Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Acep paham betul bahwa berislam semestinya membuat seseorang kian ramah, bukan malah mudah marah. Kendati bermaksud mengemukakan wajah santai dalam beragama, Acep tidak melulu membahas dinamika ajaran Islam dalam buku ini. Pembahasan ditarik ke ranah yang lebih luas, terutama berkenaan dengan pertalian Islam dengan kearifan lokal. Islam tidak mengharuskan kita hidup seragam dalam keberagaman. Sebab perbedaan merupakan suatu keniscayaan, maka menghargai perbedaan pun merupakan suatu kemestian. Selamat membaca!
Penulis | : | Acep Zamzam Noor |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2018 |
ISBN | : | 9786027696662 |
Halaman | : | 324 |