Teks-teks mengenai sejarah dan proses islamisasi di Indonesia Timur belum banyak. Ini amat disayangkan, mengingat kajian yang sama untuk konteks Indonesia Barat secara umum dan Jawa secara khusus amat melimpah. Barangkali, meskipun berbentuk bunga rampai, dalam hal inilah buku Jaringan Ulama dan Islamisasi Indonesia Timur menjadi penting. Ia mencoba mengulik sejarah islamisasi dan proses sosial di wilayah Indonesia bagian timur, utamanya Gowa, Tallu, Maluku, Sumbawa, Lombok, dan Bima. Data-data yang dipaparkan cukup otoritatif, karena didasarkan pada manuskrip-manuskrip kuno peninggalan zaman kesultanan, seperti BO Sangaji Kai, Lontara Gowa, Lontara Wajo, Panambo Lombok, Babul Qawa’id, Jawharat al-Ma’arif, dan masih banyak lagi. Hal penting yang ditemukan oleh penulis buku ini adalah bahwa islamisasi di Indonesia Timur gelombang pertama dilakukan oleh “jejaring Giri” dengan sang pimpinan, Sunan Giri. Temuan ini makin menguatkan hipotesis yang menyatakan bahwa islamisasi yang dilakukan oleh Wali Songo tidak hanya sekadar di Pulau Jawa, tetapi menyebar ke seluruh Nusantara. Istilahnya, Wali Songo adalah jejaring besar yang memiliki banyak cabang berupa jejaring-jejaring kecil di daerah-daerah luar Jawa, seperti “jejaring Giri” di Indonesia Timur. Baru pada gelombang islamisasi kedua, muncul tokoh-tokoh dari kalangan sayyid dalam jejaring ulama Hadramaut, hingga berlanjut ke zaman kesultanan, zaman ketika Islam telah kuat di Indonesia Timur. Selamat membaca.
Penulis | : | Hilful Fudhul Sirajuddin Jaffar |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2020 |
ISBN | : | 978-623-7378-80-8 |
Halaman | : | 132 |