Pada tahun 2026, NU akan berusia 100 tahun. Menjelang usia satu abad tersebut, banyak orang menyandarkan harapan pada NU. Mereka berharap agar NU konsisten sebagai organisasi sosial-keagamaan (jam’iyah diniyah ijtima’iyah), dan tidak melibatkan diri dalam kontestasi politik kekuasaan, sesuai Khittah an-Nahdliyah. Selain itu, NU diharapkan bisa menjadi trendsetter pemikiran keislaman (Islam Nusantara) di tengah kian derasnya arus pemikiran keislaman transnasional yang merongrong Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, NKRI, dan UUD 1945. NU juga diharapkan terus melipatgandakan usaha untuk melakukan kerja pemberdayaan masyarakat, baik melalui jalur sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, sains, dan teknologi. Tantangannya adalah bagaimana kerja-kerja pemberdayaan masyarakat itu berjalan masif hingga akar rumput di desa dan dusun karena sebagian besar warga NU berada di desa dan mayoritasnya juga berada di level bawah secara ekonomi dan secara pendidikan. Mengapa warga NU? Sebab, memberdayakan warga NU hakikatnya adalah memberdayakan bangsa. Akhirnya, jihad NU di masa depan tetaplah jihad kebangsaan dan jihad kemanusiaan. Buku ini hadir untuk menegaskan pentingnya NU berjihad pada dua wilayah itu. Buku ini mengajukan konsep dan langkah-langkah praktis dalam mengembangkan NU di masa depan. Konsep dan petunjuk praktis itu merupakan hasil dari refleksi panjang penulis selama bertahun-tahun.
Penulis | : | Dr. Jamal Ma’mur Asmani, M.A. |
---|---|---|
Penerbit | : | Ircisod |
Tahun terbit | : | 2022 |
ISBN | : | 978-623-6166-93-2 |
Halaman | : | 200 |