KH. Maimoen Zubair adalah mata air keteladanan. Ulama karismatik ini membaktikan seluruh hidupnya untuk santri dan pesantren. Mbah Moen—demikian sapaan akrabnya—begitu telaten dalam mendidik santri-santri yang datang dari berbagai penjuru negeri. Ia tak sekadar mengajar, tetapi juga menjadi mata air keteladanan yang menyejukkan batin para santri atau siapa saja yang datang untuk tabarrukan kepadanya. Bagi Mbah Moen, mengajar di pesantren adalah komitmen tarekat seorang kiai. Semua jadwal ngajinya dijalani dengan penuh istiqamah. Padahal, sebagai ulama besar, ia memiliki jadwal pengajian yang cukup padat di luar. Namun, menurut sejumlah santrinya, ia selalu mempertimbangkan ngajinya di pondok agar tak terganggu. Ia sering menyampaikan perbedaan antara ngaji dan pengajian. Menurut Mbah Moen, pengajian adalah orasi umum di ruang-ruang terbuka, sedangkan ngaji adalah membaca kitab kuning di depan para santri. Pengajian selamanya tak akan mencetak orang alim, tetapi ngaji kitab adalah sarana utama dalam mencetak para ulama. Buku ini, selain memotret keteladanan Mbah Moen dalam mendidik santri, juga mengurai corak pemikiran dan dakwah kebangsaan ulama asal Sarang ini. Selamat membaca!
Penulis | : | Dr. Jamal Ma’mur Asmani, M.A. |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2021 |
ISBN | : | 978-623-293-531-0 |
Halaman | : | 218 |