Keasyikan isu-isu kebahasaan karena pada era kini filsafat adalah soal bagaimana kenyataan itu sejatinya dibangun oleh deretan huruf. Martin Heidegger, filsuf Jerman, menyebut bahasa sebagai sebuah rumah mengada kita dan cara untuk mengungkapkan dunia.
Betapapun banyak kata yang gagah telah diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti demokrasi, republik, dan parlemen, makna kata tersebut tetap terkait dengan pandangan dunia bangsa Indonesia yang pada gilirannya mewujud dalam hubungan manusia. Pendek kata, bahasa mewakili kenyataan yang hendak diwujudkan oleh penggunanya dan tak semestinya mengacu sepenuhnya pada kata asal, Yunani misalnya.
Lagi-lagi, selalu ada hubungan dialektik antara pengalaman diri dan orang lain. Sekarang, tugas kita adalah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang kokoh dengan mengemas indah rumah yang masih belum kuat dan compang-camping itu. Pada gilirannya, bahasa Indonesia pun akan berhasil menjelma gagasan yang mengandaikan tindakan.
Buku ini mengupas banyak sekali isu terkait bahasa, misalnya asal usul kata, makna, dan pesan wacana. Sebagian besar tulisannya diambil dari kolom bahasa majalah Tempo, kemudian Media Indonesia, Jawa Pos, dan lainnya.
Penulis | : | Ahmad Sahidah |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2019 |
ISBN | : | 978-602-391-769-3 |
Halaman | : | 184 |