“Katakanlah, umpama lautan dijadikan tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhanku, maka akan habislah lautan itu sebelum kalimat-kalimat Tuhanku tuntas dituliskan. Bahkan umpama Kami datangkan satu lautan tinta lagi.”
(QS. Al-Kahfi 109)
Sebuah perahu kecil, amat kecil, terombang-ambing di tengah samudra yang amat luas. Ke arah manapun perahu itu bergerak, tiada batas sama sekali yang bisa dipandang. Terbayang pun tidak.
Bila malam, penghuni perahu itu memandangi langit yang maha luas hingga matanya terpejam.
Langitnya begitu luas, bintang-gemintangnya yang tak terhitungkan jumlahnya berkedipan kepadanya dari segala penjuru. Ke manapun ia memandang, ada bintang, berjubelan, tak tepermanai. Ke arah lain ia menoleh, ada bintang, berjubelan, tak terperikan.
Ia lalu menggumam: betapa luas dan kayanya samudramu ini, wahai Syeikh Abdul Qadir al-Jailani qaddsahuLlah. Semuanya mempesona, semuanya memabukkan.
Begitulah aku berlayar di keluasan samudra Sulthanul Auliya’, lalu mengisahkannya. Kisah-kisahku, ya, hanya kisah-kisahku, dihamparkan dalam buku ini.
Pelayar-pelayar lain boleh jadi memiliki kisah-kisah yang berbeda. Langit dan bintang-gemintang di samudranya sungguhlah amat luas tak tepermanai, maka bagaimana ia hendak dikatakan dalam satu kisah....
Penulis | : | Edi AH Iyubenu |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2019 |
ISBN | : | 9786023918232 |
Halaman | : | 180 |