“Katanya,” kata Tuan Adams kepada Pak Tua Warner, yang berdiri di sampingnya, “di desa utara mereka berbicara soal menghentikan lotre.” Pak Tua Warner mendengus. “Orang-orang bodoh yang gila,” katanya. “Mendengarkan orang muda, tidak ada yang cukup baik menurut mereka. Tahu-tahu, mereka akan ingin kembali tinggal di gua, tidak ada yang bekerja lagi, hidup seperti itu untuk sementara waktu. Dulu ada pepatah tentang ‘Lotre di bulan Juni, jagung segera panen.’ Tahu-tahu, kita semua akan makan rebusan chickweed dan biji pohon ek. Akan selalu ada lotre,” tambahnya kesal. “Cukup buruk untuk melihat Joe Summers muda di atas sana bercanda dengan semua orang.” Shirley Jackson dalam cerpen-cerpennya ini, tidak hanya memasukkan unsur horor dan misteri ke dalamnya, tapi juga beragam kecemasan diri, kemuakan terhadap kota besar yang justru mencengangkan di mata orang-orang, kecurigaan-kecurigaan, kebohongan-kebohongan, rasisme, dan banyak lagi lainnya.
Penulis | : | Shirley Jackson |
---|---|---|
Penerbit | : | Noktah |
Tahun terbit | : | 2021 |
ISBN | : | 9786236175088 |
Halaman | : | 196 |
Gao Xinjiang (Cina), Khayriyah Ibrahim as-Saqqaf (Arab Saudi), Najib Mahfuz (Mesir), Orhan Pamuk (Tu
Rp 50.000 25%
Rp 37.500