Memahami Cita-cita Teks Agama

Rp 70.000 0%
Rp. 70.000

Problem mendasar dari munculnya aliran-aliran dalam Islam adalah problem dalam memahami cita-cita teks agama. Dasar dari semua aliran itu sama, yakni al-Qur’an dan hadits. Namun, pemahaman mereka terhadap dua teks itu berbeda-beda, bergantung pada metode dan pendekatan yang dipakai, agar kesimpulan yang didapatkan lebih mendekati kebenaran dan relatif sejalan dengan yang dimaksud oleh kedua teks tersebut.
Memahami teks tidaklah sekadar menafsirkannya, melainkan lebih dalam dan luas lagi, yakni melalui apa yang disebut sebagai “takwil”. Al-Qur’an menyebut kata ini (“takwil”) sebanyak 18 kali, sementara kata “tafsir” hanya satu kali. Nabi Muhammad Saw. juga sering menggunakan “takwil” untuk mendoakan sahabat-sahabat beliau.
Hal itu menunjukkan dengan jelas betapa “takwil” merupakan teori atau pendekatan yang memperoleh apresiasi tinggi dari Tuhan maupun Nabi Saw., dan menjadi cara generasi awal Islam dalam memahami teks keagamaan. Dengan takwil, pemahaman terhadap cita-cita teks lebih bersifat progresif daripada konservatif, dan lebih kontekstual daripada sekadar tekstual.
Sayangnya, takwil telah distigma sesat dan menyesatkan karena kata “takwil” telah demikian dipahami sebagai “hermeneutika” yang Barat sentris. Padahal, hermeneutika sendiri sebenarnya “Islami” karena berasal dari Hermes, yakni Nabi Idris As.

Rincian buku:

Penulis : Memahami Cita-cita Teks Agama
Penerbit : IRCiSoD
Tahun terbit : 2024
ISBN : -
Halaman : 244

Buku Terkait


Jingga Gemilang
Rp 70.000 25%
Rp 52.500

Mua'rif
Rp 70.000 20%
Rp 56.000

Prof. Dr. Abu Yasid, M.A.,LL.M., dkk
Rp 80.000 25%
Rp 60.000

Agoes Noer Che
Rp 45.000 20%
Rp 36.000

Amin Maghfuri
Rp 64.000 20%
Rp 51.200

Arum Faiza
Rp 65.000 20%
Rp 52.000