Isu soal krisis kesehatan mental yang menimpa Generasi Z sungguh mencengangkan. Kompas.com merilis temuan survei terbaru I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022 bahwa sebanyak 2,54 juta remaja didiagnosis orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), dan 16,1 juta remaja lainnya tergolong orang dengan masalah kejiwaan (ODMK). Padahal, Gen Z digadang-gadang akan memimpin Indonesia Emas 2045 mendatang. Di sisi lain, akses terhadap kesehatan jiwa masih sangat terbatas. Kesehatan mental adalah kewarasan pikiran dan perasaan, yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Yakni, berkaitan dengan kesanggupan seseorang dalam mengelola stres, bekerja secara produktif, dan berkontribusi bagi masyarakat sekitar. Mental health—dalam istilah populer zaman sekarang—itu dapat diupayakan, salah satunya, dengan mengelola ego dalam segala domain kehidupan kita. Yakni, sebuah olah pikir dan olah batin yang tidak menghakimi orang lain, tetapi lebih banyak memperjuangkan rasa syukur kepada Tuhan sebagaimana diajarkan dalam Islam. Sehingga, tercapailah ketenangan jiwa dan terutama keseimbangan dalam menjalani kehidupan. Itulah pesan-pesan utama dalam keseluruhan isi buku ini. Kita seperti diajak menelusuri siapa kita, hendak ke mana, dan makna apa yang ingin kita wariskan. Buku ini layaknya sahabat perjalanan, penuntun jiwa, dan suluh abadi di tengah gelapnya zaman.
Penulis | : | K.H. Husein Muhammad |
---|---|---|
Penerbit | : | IRCiSoD |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 100 |