Ini adalah Syifa’ al-Sa’il (Pencerahan bagi Penanya) yang ditulis Ibnu Khaldun sebagai respons atas Al-Munazharah al-Shufiyyah (Debat Sufistik) karya al-Syathibi yang meminta para ulama Maghrib untuk memberikan keputusan terkait signifikansi syekh bagi seorang murid: apakah ber-suluk dalam tasawuf mengharuskan bimbingan seorang syekh atau justru cukup dengan membaca kitab-kitab manual yang memuat prinsip suluk? Pertanyaan tersebut menuai perdebatan sengit di kalangan pembesar ulama Spanyol Islam. Beberapa pakar turut andil dan menyumbangkan perspektif. Tak terkecuali dua ulama yang hidup semasa dengan al-Syathibi, dan secara khusus memang diminta menanggapinya, yakni Ibnu Abbad al-Randi dan Abu al-Abbas al-Qabbab, yang jawabannya dimuat pada bagian akhir buku ini. Fenomena debat sufistik tersebut terus bertahan selama lebih dari satu abad, dan tetap menjadi pertengkaran intelektual hingga era Ibnu Khaldun dan al-Yusi. Keduanya memberikan jawaban dengan caranya masing-masing. Ibnu Khaldun membuat satu kitab yang saat ini ada di hadapan pembaca. Tentu saja, ia menganalisis praktik-praktik sufisme dalam posisinya sebagai seorang filsuf dan sosiolog daripada seorang sufi sejati. Sedangkan al-Yusi memberikan lampiran fatwa spesifik—juga dimuat di bagian akhir buku ini.
Penulis | : | Ibnu Khaldun |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 352 |