Reformasi bukan hanya membuka keran demokratisasi serta kebebasan berekspresi yang sempat macet selama era totalitarianisme Orde Baru, melainkan juga menjebol tanggul besar sehingga ideologi-ideologi asing berupa revivalisme politik Islam membanjiri negeri kita. Tak butuh waktu lama, lahirlah gerakan-gerakan dan ormas-ormas Islam revivalis dengan bermacam variannya, seperti Tarbiyah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jamaah Islamiyah (JI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Jihad Islam (FJI), dan varian kelompok-kelompok transnasional lain yang terpengaruh oleh gagasan Salafi-Wahhabi. Ada pula ormas revivalis “made in Indonesia” yang non-transnasional: Front Pembela Islam (FPI). Secara umum, tujuan mereka sama, yakni menjadikan Islam sebagai ideologi, namun dalam bentuk gerakan dan cara yang berbeda-beda. Di satu sisi, keberadaan mereka “mempermak” lanskap perpolitikan Indonesia dengan gairah yang baru, namun di sisi lain menyebabkan timbulnya tragedi-tragedi kemanusiaan yang memilukan. Buku ini mengkover isu-isu sosial-keagamaan kontemporer di Indonesia sejak dimulainya era Reformasi hingga sekarang. Isu-isu tersebut dikupas dalam berbagai perspektif dan cara pandang sehingga memperkaya kita akan informasi, wacana, dan analisis mengenai gerakan radikalisme, terorisme, dan Islamisme yang telah dan sedang melanda kita di “rumah besar Pancasila” yang plural dan damai ini.
Penulis | : | M. Mujibuddin |
---|---|---|
Penerbit | : | Ircisod |
Tahun terbit | : | 2022 |
ISBN | : | 978-623-5348-08-7 |
Halaman | : | 188 |