“Dalam wacana sufisme Maulana Rumi, idiom anggur, arak, pestapora, seruling, tarian, musim semi dlsb., semua itu mengacu kepada kenikmatan-kenikmatan ilahiat yang menyembul dari hati yang suci ketika merasakan dekat dengan Allah Swt., atau menghablur dari ruh yang menyaksikan keindahan wajahnya.”
—Kuswaidi Syafi’ie [Sastrawan, juga Pengasuh PP Maulana Rumi, Sewon, Bantul, Yogyakarta]
“Jalaluddin Rumi bukan lagi ‘milik umat Islam’ karena karya-karyanya telah mengilhami kelompok dan komunitas luas yang memilih jalan cinta, kasih sayang, dan kemanusiaan nirbatas. Sebagai refleksi dan referensi tentang Rumi, buku ini serupa sebuah hadiah yang harus dibaca.”
—Bernando J. Sujibto [Kandidat Master Sosiologi di Selcuk University, Konya, Turki]
F.C. Happold menegaskan bahwa sufisme (tasawuf) merupakan gerakan mistik yang paling banyak melahirkan penyair mistik di antara berbagai gerakan mistik di dunia. Anniemarie Schimmel memperkuat pernyataan tersebut, bahwa gagasan-gagasan keagamaan tertentu ... (memang) dengan mudah bisa dialihkan menjadi simbol yang benar-benar puitik, sebagaimana dilakukan Rumi.
Penulis | : | Abdul Hadi W.M. |
---|---|---|
Penerbit | : | Diva Press |
Tahun terbit | : | 2016 |
ISBN | : | 978-602-391-117-2 |
Halaman | : | 276 |