“Ana al-Haqq!” Ucapan dahsyat itulah yang menyeret Al-Hallaj ke dalam masalah besar sampai akhir hayatnya. Akulah Kebenaran. Kalimat itu selalu ia gaungkan tanpa peduli label “sesat”, “bid’ah”, “kafir”, “dukun”, “kerasukan setan”, dan banyak lagi, dilekatkan oleh masyarakat kepadanya. Dengan begitu mudah menggerus ingatan orang bahwa di usia 12 tahun, ia adalah seorang penghafal al-Qur’an, menguasai tata bahasa Arab, mempelajari al-Qur’an dan tafsirnya sampai tuntas, mendalami ajaran Islam sepenuhnya. Keputusannya untuk mulai bersinggungan dengan tasawuf adalah lembaran baru yang membawanya ke maqam yang berbeda. Ia memasuki lingkaran para sufi dan berpindah dari satu guru ke guru lainnya. Namun, ia menolak untuk mengenakan jubah wol dan harus hidup mengasingkan diri seperti para sufi yang dikenalnya. Al-Hallaj menyebarkan ajaran mistiknya yang sulit dipahami oleh orang awam. Hal ini membuat para ulama khawatir bahwa umat akan semakin banyak tersesat sehingga merasa perlu menghentikannya. Ia pun ditangkap, diadili, dipenjara bertahun-tahun, dan terakhir dijatuhi vonis hukuman mati oleh Khalifah Abbasiyah. Tidak hanya itu, karya-karyanya pun dimusnahkan dan hanya tersisa beberapa yang disembunyikan oleh murid-muridnya. Seberbahaya apakah ajaran mistik Al-Hallaj? Jawabannya akan dipaparkan di dalam buku ini, dilengkapi pula dengan biografi, riwayat keilmuan, pendapat para ulama mengenai ajarannya, pengaruh dan penyebaran ajarannya, hingga bagaimana dirinya diabadikan dalam karya sastra dan seni. Selamat membaca!
Penulis | : | Mehdi Isfahani |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978 |
Halaman | : | 158 |