Ibnu Rusyd memiliki pengaruh sangat besar dan kontribusi signifikan bagi kebangkitan intelektualisme filosofis dalam dunia Islam maupun di dunia Barat. Ia berhasil memperkenalkan pemikiran-pemikiran Aristoteles di Barat, yang kemudian menjadi tonggak kemajuan filsafat dan ilmu pengetahuan di Eropa pada Abad Pertengahan dan Renaisans. Di samping sebagai komentator paling otoritatif atas karya-karya Aristoteles, Ibnu Rusyd juga seorang filsuf muslim yang sangat piawai mengawinkan pemikiran filsafat dengan diskursus syariat. Sehingga, terbangun keselarasan antara rasionalitas akal dan transendensi wahyu. Salah satu karya Ibnu Rusyd yang paling penting mengenai keselarasan antara agama dan filsafat adalah Tahafut at-Tahafut. Kami menerjemahkannya secara utuh dan lengkap dalam versi Indonesia yang sedang Anda pegang ini. Kitab Tahafut at-Tahafut sebenarnya merupakan tanggapan dan kritik Ibnu Rusyd terhadap kitab Tahafut al-Falasifah karya Imam al-Ghazali—Anda bisa membaca Tahafut al-Falasifah versi Indonesia yang sudah kami terbitkan dengan judul Kerancuan Para Filsuf. Sebagaimana jamak diketahui, dalam kitab Tahafut, Imam al-Ghazali mengkritik para filsuf tentang tiga hal pokok pemikiran filsafat. Yakni, tentang eternalitas alam, tentang pengetahuan Tuhan, dan tentang kebangkitan jasmani. Tetapi, menurut Ibnu Rusyd, kritik yang coba diluncurkan Imam al-Ghazali itu tidak membangun, malahan meruntuhkan bangunan filsafat Islam yang sudah berkembang. Inilah perkelahian gagasan filosofis yang menarik disimak dalam khazanah filsafat Islam seputar ketuhanan dan kosmologi.
Penulis | : | Ibnu Rusyd |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 624 |