Sajak-sajak di buku ini saya tulis dan saya sebut sebagai sajak Sapardian. Idenya bermula dari sebuah sajak Indonesia yang mungkin telah dimanfaatkan dan menunjukkan daya guna yang paling luas, yaitu “Aku Ingin”. Sajak ini menyadarkan bahwa puisi penyair Indonesia bukan hanya sajak gelap yang terkurung di menara gading, angkuh, tak peduli dengan pembaca di luar wilayahnya dan tak peduli juga bahwa orang di luar sana sesungguhnya juga tak peduli padanya. Sajak ini membuktikan bahwa tanpa harus menjadi sajak cair nan terang-benderang, puisi Indonesia bisa diterima oleh publik yang luas yang kemudian jatuh cinta pada sajak itu lalu memaknainya, memuliakannya, dan memanfaatkannya untuk hal-hal di luar puisi. Maka, sebagai ungkapan rasa terima kasih pada sajak “Aku Ingin”, dan tentu dengan amat hormat juga kepada Sapardi Djoko Damono, maka saya ingin memperkenalkan sajak ini sebagai sebuah sajak formal, sajak dalam bentuk tetap, yang saya sebut: Sajak Sapardian. Saya berharap ini berguna sebagai pintu masuk bagi siapa saja ke dalam dunia puisi. Saya berharap ini menjadi duta yang memperkenalkan pembaca sajak kepada dunia penulisan sajak. Sajak Sapardian ini bisa diperkenalkan dan diajarkan kepada murid-murid di sekolah, atau kepada siapa saja yang punya minat. Setelah berada di dalam dunia puisi, yang menawarkan kemungkinan yang mahaluas itu, tentu saja sajak ini tak lagi cukup. Silakan menjelajahi dunia yang lebih luas. Silakan berpetualang ke belantara pengucapan yang tak terbatas. Hasan Aspahani
Penulis | : | Hasan Aspahani |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2025 |
ISBN | : | - |
Halaman | : | 58 |