Arif Rahman banyak menggunakan kata arkhais di dalam puisi-puisinya, tapi tanpa memanjakan pembaca dengan daftar sarikata. Tentu saja, cara ini tidak bertujuan ornamental belaka karena cara demikian boleh jadi akan menutup visi asali jalan puitiknya: seperti melabur gapura berbata merah dengan semen dan lepa. Dengan buku ini, penyair juga terobsesi untuk mengajak pembaca kisah-kisah Nabi dari jarak yang rada jauh dan sedikit melebar, seperti menghadirkan nama-nara dan loka-kuna. Memuji dan menuturkan kisah orang istimewa memanglah dua hal yang niscaya sebagai syarat penanda cinta. Di buku ini, penyair melakukan hal itu secara bersamaan, berselang-seling satu sama lain. Dengan memilah puisi-puisi nabawinya menjadi empat bagian, ia berharap agar pembaca juga melakukan pembacaan dengan empat langkah, supaya mengatur napasnya—saat menikmati puisi—lebih dalam namun juga mudah, serta agar tidak tersengal dan terengah-engah.
Penulis | : | Arif Rahman Hakim |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978-623-189-374-1 |
Halaman | : | 74 |