Puisi-puisi di dalam buku ini dihimpun dari proses penciptaan yang panjang, yaitu selama 31 tahun (1993-2024). Hal itu tertera berdasarkan datum yang disemat pada setiap akhir baris masing-masing puisi. Maka, adalah wajar jika citarasa dan gaya puisi-puisinya relatif berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun tali pengikatnya adalah kenabian, yaitu puisi-puisi yang bertema nabawi. Bukan semata-mata profetik, Duli di Terompah Nabi adalah kumpulan madah, yaitu puisi-puisi pujian yang dikhususnya untuk Nabi Muhammad saw. Penyair menungkapkan perasaannya terhadap Sang Junjungan dalam berbagai sudut pandang: terkadang kerinduan untuk berjumpa, kadang pengakuan atas dosa-dosa, kadang juga berbentuk syukur atas kelahirannya. Di dalamnya juga dimuat beberapa lirik yang sudah diaransemen menjadi lagu. Melengkapi kenabawiannya, di bagian akhir buku dilampirkan karya terjemahan si penyair terhadap dua Maulid (bagian qiyam) yang masyhur, yaitu Maulid Dayba’i dan Maulid Simtudduror. Terjemahan di buku ini berbeda dengan terjemahan yang lain karena secara ketat menjaga rima sehingga teks asli dan terjemahan bisa dibaca dan dilagukan secara persis karena pemenggalan kata per kata (taqthi’ atau scansion) dan bunyi akhir lariknya dibuat sepersis mungkin, sesuai dengan metrum (bahar)-nya.
Penulis | : | M. Faizi |
---|---|---|
Penerbit | : | DIVA Press |
Tahun terbit | : | 2024 |
ISBN | : | 978-623-189-391-8 |
Halaman | : | 66 |